Jakarta, - Mabes Polri masih berusaha menemukan puzzle kaitan antara pelaku
penembakan Bripka Sukardi dengan kasus-kasus penembakan terhadap polisi
sebelumnya.
Seperti diketahui, pada kasus penembakan polisi di Pondok Aren dan wilayah lainnya di Tangerang Selatan, Polda Metro Jaya merilis dua nama yang diduga sebagai pelaku, yaitu Nur Haq dan Hendi Albat. Namun Mabes Polri masih belum berani memastikan, apakah penembakan di depan Gedung Komisi pemberantasan Korupsi (KPK) kali ini juga terkait dengan kelompok Nur Haq dan Hendi Albat. Meski kemungkinan ke arah terbuka.
"Ini sebenarnya menunjukkan, Polri telah mengungkap kasusnya (penembakan di Tangerang Selatan), namun (para pelaku penembakan itu) masih disembunyikan oleh kelompoknya, jadi mereka tak hanya bersembunyi, tapi juga disembunyikan. Oleh karena itu, bantuan masyarakat (yang mengetahui keberadaan mereka) dapat berikan info," ungkap Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Ronny F Sompie, Rabu (11/9).
Kata Ronny, analisis terhadap kaitan penembakan-penembakan tersebut belum final. "Hasil pemeriksaan belum kita rumuskan. Mudah-mudahan hari ini," terang Ronny. Termasuk soal apakah pelaku profesional atau bukan. Ronny menambahkan, saat ini semuanya masih berupa asumsi, jadi sebaiknya ditunggu sampai data di lapangan lengkap. "Kita bisa saja berasumsi, bagaimana pola modus operandi untuk tentukan, atau siapa pelakunya. Tapi lebih baik tunggu hasil analisisnya," jelas Ronny.
Saat ditanya, apakah kerapnya penembakan terhadap polisi berseragam bakal ditindaklanjuti dengan mengurangi pemakaian seragam? Ronny menukas, "Kerja anggota Polri di lapangan sudah ada standar operasionalnya, kita tak mungkin mengubah pola. Yang akan kita tambahkan adalah kewaspadaan, agar bisa mengatisipasi serangan-serangan tersebut. Jadi ada pemetaan lokasi, wilayah kerja, harus juga dilakukan kajian intelijen," pungkasnya.
Seperti diketahui, pada kasus penembakan polisi di Pondok Aren dan wilayah lainnya di Tangerang Selatan, Polda Metro Jaya merilis dua nama yang diduga sebagai pelaku, yaitu Nur Haq dan Hendi Albat. Namun Mabes Polri masih belum berani memastikan, apakah penembakan di depan Gedung Komisi pemberantasan Korupsi (KPK) kali ini juga terkait dengan kelompok Nur Haq dan Hendi Albat. Meski kemungkinan ke arah terbuka.
"Ini sebenarnya menunjukkan, Polri telah mengungkap kasusnya (penembakan di Tangerang Selatan), namun (para pelaku penembakan itu) masih disembunyikan oleh kelompoknya, jadi mereka tak hanya bersembunyi, tapi juga disembunyikan. Oleh karena itu, bantuan masyarakat (yang mengetahui keberadaan mereka) dapat berikan info," ungkap Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Ronny F Sompie, Rabu (11/9).
Kata Ronny, analisis terhadap kaitan penembakan-penembakan tersebut belum final. "Hasil pemeriksaan belum kita rumuskan. Mudah-mudahan hari ini," terang Ronny. Termasuk soal apakah pelaku profesional atau bukan. Ronny menambahkan, saat ini semuanya masih berupa asumsi, jadi sebaiknya ditunggu sampai data di lapangan lengkap. "Kita bisa saja berasumsi, bagaimana pola modus operandi untuk tentukan, atau siapa pelakunya. Tapi lebih baik tunggu hasil analisisnya," jelas Ronny.
Saat ditanya, apakah kerapnya penembakan terhadap polisi berseragam bakal ditindaklanjuti dengan mengurangi pemakaian seragam? Ronny menukas, "Kerja anggota Polri di lapangan sudah ada standar operasionalnya, kita tak mungkin mengubah pola. Yang akan kita tambahkan adalah kewaspadaan, agar bisa mengatisipasi serangan-serangan tersebut. Jadi ada pemetaan lokasi, wilayah kerja, harus juga dilakukan kajian intelijen," pungkasnya.