LAHÖMI, NBC — Dari
13 kontingen peserta Festival Budaya Tingkat Kecamatan se-Kabupaten
Nias Barat, yang melibatkan siswa tingkat SMA/SMK, Kecamatan Ulumoro’ö
tampil sebagai yang terbaik. Festival budaya tersebut diadakan
Pemerintah Kabupaten Nias Barat dalam rangka merayakan peringatan HUT
Ke-68 Kemerderkaan RI, di halaman Kantor Bupati Nias Barat, Rabu
(14/8/2013).
“Setelah juri mengamati semua pertunjukan ke-13 kontingen, maka yang
mendapat nilai terbaik adalah atraksi budaya yang ditampilkan siswa dari
Kecamatan Moro’ö. Sementara kontingen lainnya termasuk peraih nilai
wiraga dan favorit,” ungkap Faduhu, anggota juri, yang disambut riuh
tepuk tangan penonton dan peserta.
Pantauan NBC, setiap kontingen menampilkan kebolehan mereka dalam
melakukan pertunjukan tarian perang dengan berbagai atraksi yang
membutuhkan keterampilan gerak, seperti pertunjukkan menusuk lawan
dengan pedang, menombak, serta teknis menghindar dan menangkis.
Rata-rata peserta mengenakan baju tradisional Nias dengan dominasi
warna hitam dipadu dengan warna kuning dan merah serta penutup kepala. Toho (tombak) dan baluse (perisai) dari kayu juga terlihat dipakai sebagai alat penunjang atraksi. Nyanyian hoho pun mengiringi gerakan tarian yang disemarakkan dengan bunyi gönda, aramba, dan faritia.
Dapat Uang Pembinaan
Disampaikan panitia, semua peserta festival ini mendapat dana
pembinaan. Sementara peserta kontingen Kecamatan Ulumoro’ö, sebagai
peserta terbaik, selain mendapat dana pembinaan lebih, akan diundang
untuk tampil memeriahkan HUT ke-68 RI 17 Agustus 2013 di halaman kantor
Bupati Nias Barat. Sebelumnya, di tempat yang sama, berlangsung juga
upacara Hari Pramuka.
Menurut juri yang diketuai Sayamböwö Hia, unsur-unsur yang dinilai
pada pertunjukan itu, antara lain, adalah penyampaian narasi, orisinal
bahasa yang digunakan (harus bahasa Nias asli tanpa menggunakan bahasa
Indonesia), modifikasi gerakan, dan wiraga (keharmonisan gerakan).
Beberapa catatan yang disampaikan juri, setiap peserta festival
sebaiknya mempersiapkan salah seorang narator yang menjelaskan kepada
penonton pada awal pertunjukkan tentang apa yang sedang dipertunjukkan
agar tidak penonton tidak bertanya-tanya. “Sebab bila pertunjukkan
tengah berlangsung dan disertai narator maka dapat mengacaukan
konsentrasi perserta festival atau juga penonton,” kata Faduhu.
Beberapa siswa peserta festival yang ditemui NBC merasa senang dapat
mengikuti festival budaya tersebut sehingga dapat menunjukkan kebolehan
dan juga secara tidak langsung memotivasi generasi muda untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya di Nias Barat.
“Kami peserta festival merasa senang dengan adanya pertunjukan budaya
ini. Setidaknya kami dapat menunjukkan kebolehan teknik membela diri.
Dengan festival ini juga kami sebagai generasi muda dapat termotivasi
menjaga dan melestarikan budaya di Nias Barat. Karena dengan adanya
budaya Kabupaten Nias Barat dapat terkenal di dunia luar,” kata salah
seorang peserta festival itu.
Pengamatan NBC, walau terik sinar matahari membakar kulit, tetapi
semangat peserta festival tidak surut. Termasuk Bupati Adrianus
Aroziduhu Gulö dan Wakil Bupati Hermit Hia mengikuti acara tersebut
hingga berakhir. Sejumlah SKPD dan jajaran PNS di Nias Barat juga turut
hadir. Acara dimulai dari pukul 09.30 dan berakhir pukul 16.15. [NDH]
Sumber : NBC